Lhoksukon, Harianpaparazzi – Isu tentang sejumlah pejabat yang mulai merapat ke bupati Aceh Utara terpilih, kian santer terdengar dan telah menjadi perbincangan hangat publik belakangan ini. Berbagai upaya mereka lakukan demi mendapatkan posisi strategis di pemerintahan baru.
Pascapenetapan Ismail A. Jalil (Ayah Wa) dan Tarmizi (Panyang) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara terpilih hasil Pilkada 2024 oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP), dinamika perebutan kekuasaan di daerah ini semakin memanas, bahkan aksi sikut-menyikut pun tak terhindarkan lagi.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, beberapa pejabat di Aceh Utara semakin sering berkunjung ke kediaman bupati terpilih, Ismail A Jalil yang akrab disapa Ayahwa di Panton Labu. Langkah ini dinilai sebagai upaya membangun hubungan kedekatan, guna mengamankan jabatan penting di struktur pemerintahan mendatang.
Namun, manuver ini tidak sepenuhnya berjalan mulus seperti yang mereka harapkan, bahkan ada pihak yang menilai bahwa tindakan tersebut tidak hanya sebatas menjilat, tetapi juga disertai upaya saling sikut-menyikut kolega sendiri yang saat ini masih menjabat pada posisi strategis yang mereka incar.
Target utama mereka adalah posisi “basah” di beberapa dinas yang mengelola anggaran besar, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, dan beberapa dinas lainnya. Fenomena seperti ini sering kali dianggap lumrah di kalangan pemerintahan, tetapi tetap saja menuai kritikan tajam dari berbagai pihak.
“Ini memang bukan hal baru, tetapi aksi tersebut mencerminkan lemahnya etika para pejabat dalam birokrasi pemerintahan, harusnya prioritas mereka adalah bekerja untuk melayani masyarakat, bukan malah sibuk berebut kekuasaan,” ujar seorang warga Lhoksukon yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini juga memunculkan keresahan di kalangan masyarakat Aceh Utara. Banyak yang khawatir dengan ambisi segelintir elit dan para pejabat pemerintah yang malah dapat menghambat visi besar Meuligo Panglima, Program pembangunan unggulan yang diusung Ayah Wa dan Tarmizi Panyang.
“Masyarakat sangat berharap pasangan ini mampu membawa perubahan nyata. Jangan sampai kepentingan pribadi pihak tertentu, kemudian mengorbankan pembangunan daerah,” ungkap sumber tersebut kepada media ini.
Salah seorang pejabat yang ramai diperbincangkan belakangan ini adalah Muliadi, Kabid Perencanaan dan Analisa Kebutuhan Aparatur BKPSDM Aceh Utara. Muliadi membenarkan bahwa dirinya beberapa kali mengunjungi kediaman Ayahwa di Panton Labu. Namun, ia menepis anggapan bahwa kunjungannya bermaksud melobi jabatan.
“Kedatangan saya hanya untuk silaturrahmi sebagai sesama warga Panton Labu, ini adalah hal yang wajar. Saya tinggal di Seunudon, sementara Ayahwa di Jambo Aye, jadi ini murni menjalin hubungan baik, tidak ada kaitannya dengan lobi-lobi jabatan,” jelasnya.
Dinamika ini menjadi tantangan besar bagi Ayah Wa dan Tarmizi Panyang dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, profesional, dan berpihak kepada rakyat. Waktu akan membuktikan apakah pasangan ini mampu melewati berbagai tekanan dan menjaga amanah untuk membawa perubahan di Aceh Utara.