Bireuen, harianpaparazzi.com – Tak kurang dari 500 eks kombatan GAM Batee Iliek, mendeklarasi diri untuk memberikan dukungan kepada paslon Bustami Hamzah (Om Bus) -Fadhil Rahmi dalam kontestasi Pilkada Aceh 27 Nopember mendatang..
Deklarasi tersebut disampaikan dalam pertemuan yang di gelar Aula Hotel Matang Raya, Matang Glumpang Dua, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, yang dihadiri Bustami Hamzah, Jumat, (18/10/2024).
Deklarasi ini turut dihadiri ratusan eks kombatan GAM yang cukup dikenal di Aceh, termasuk Mahdi alias Bungong Jambe dari Jeunieb dan Jamal alias Ceng. Hadir pula Teungku Belawan, adik sepupu mantan Panglima GAM, Teungku Abdullah Syafii.
Nama-nama lain yang hadir yaitu Ismuhar alias Mancong; desertir polisi yang melarikan sembilan pucuk senjata api laras panjang dari Polres Aceh Tengah pada tahun 1999.
Pada kesempatan itu, Teungku Saifuddin alias Keuchik Pon selaku Ketua Relawan Om Bus-Syech Fadhil Kabupaten Bireuen, mendaulat Mancong sebagai pembicara mewakili eks kombatan GAM Wilayah Batee Iliek.
Ismuhar alias Mancong, merupakan seorang desertir polisi yang dulu pernah melarikan sembilan pucuk senjata api laras panjang dari Polres Aceh Tengah pada tahun 1999, saat masa konflik RI-GAM.
Kehadiran para tokoh ini, memperkuat simbolis dukungan dari eks pejuang GAM terhadap pasangan Bustami-Fadhil.
Pada momen tersebut Mancong yang merupakan mantan Panglima GAM Daerah II, Wilayah Batee Iliek, di depan kolega-koleganya menceritakan sudah 20 tahun Aceh damai, harapan hidup menjadi lebih sejahtera masih jauh dari harapan.
Buktinya masih banyak para pejuang GAM yang hidup dalam kondisi tak menentu.
“Bila melihat ke belakang, tepatnya setelah berakhirnya konflik, politik yang terjadi yaitu peugah panggang manok, rupajih sie iték. Janji 1000 janji, yang banyak justru pedagang; pengangguran di dalam gang,” kata Mancong, yang disambut tepuk tangan rekan-rekan seperjuangannya.
Perhatikan Nasib Mantan Kombatan
Mantan Panglima GAM Daerah II Wilayah Batee Iliek itu, juga mengutarakan kekecewaannya yang mendalam terkait nasib para mantan kombatan, setelah lebih dari dua dekade perdamaian Aceh berlangsung.
Menurutnya, banyak dari mereka masih hidup dalam kondisi yang tidak menentu, dengan kesejahteraan yang jauh dari harapan.
Mancong juga menyebutkan , setelah konflik berakhir, politik yang terjadi hanyalah sebatas janji-janji kosong, sehingga banyak dari mereka yang terjebak dalam kemiskinan dan pengangguran.
“Kami berharap dengan mendukung Bustami dan Fadhil, ada perubahan nyata bagi rakyat Aceh,” demikian ungkap Mancong yang disambut tepuk tangan meriah para hadirin.
Ia pun menilai, pasangan Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi adalah harapan baru bagi Aceh, terutama karena kombinasi keduanya yang dianggap ideal sebagai pemimpin.
“Nah, apalagi Bustami seorang birokrat berpengalaman, sedangkan Fadhil aktivis Islam dan mantan anggota DPD RI yang memiliki perhatian mendalam terhadap rakyat,” tutur Mancong dengan nada optimis.
“Jadi keduanya merupakan kombinasi yang sangat cocok untuk memimpin Aceh ke arah yang jauh lebih baik,” tambah Ismuhar alias Mancong.
Dia juga menegaskan, dukungan dari para mantan kombatan ini bukan karena iming-iming uang, melainkan karena meyakini bahwa pasangan Bustami-Fadhil mampu mengubah nasib mereka.
“Kami berharap, Bustami membalas cinta ini dengan aksi nyata. Kami sudah terlalu lama kecewa,” ungkapnya.
Ia menegaskan mantan Kombatan mendukung Bustami bukan karena uang, tetapi karena ingin melihat Aceh dipimpin oleh sosok yang paham tata kelola pemerintahan, memiliki pengetahuan tentang hukum, dan benar-benar peduli dengan nasib rakyat, demikian harapan eks Kombatan GAM.
“Orang Dapur”
Saat didaulat menyampaikan visi dan gagasan, Bustami mengatakan dirinya 30 tahun berkecimpung di pemerintahan. Posisinya lebih banyak sebagai tukang dapur.
Menyiapkan bahan dan memasak, kemudian menghidangkan “makanan” sesuai permintaan pemimpin.
Orang dapur, kata Bustami, tidak diperkenankan memberikan pendapat, tidak diperbolehkan mengajukan ide.
Tugas tukang dapur hanya mencari, mengolah, dan menghidangkan hidangan kepada pemimpin.
Bustami menyinggung soal dunia pertanian yang semakin hari bertambah tidak menjanjikan apa-apa kepada masyarakat. Yang dituai oleh petani bukan lagi untung, tapi sekadar lelah.
Ia mencontohkan harga pinang yang setelah jatuh, sampai sekarang tidak sanggup bangun.
Pemerintah abai dengan kondisi tersebut. Mestinya, pemerintah perlu menyiapkan dana talangan untuk membeli pinang masyarakat dengan harga yang menguntungkan petani. Tapi hal tersebut tidak dilakukan.
“Pemerintah merupakan pelayan rakyat. Bukan sebaliknya. Dalam membangun pemerintah tidak boleh melihat untung rugi, tapi harus selalu menguntungkan rakyat,” kata Bustami.
Demikian juga sektor kelautan, dan sektor-sektor lainnya yang harus menjadi perhatian pemerintah. “Kesejahteraan rakyat adalah tugas pemerintah,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bustami tidak menjanjikan banyak hal. Tapi ia menekankan bila dirinya terpilih pada 27 November 2024, dirinya akan membuktikan bahwa ia maju sebagai Gubernur Aceh, demi mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Aceh.
Dengan sejarah panjang perjuangan GAM di Aceh, dukungan dari mantan kombatan ini menjadi sinyal kuat bahwa mereka menginginkan perubahan nyata di bawah kepemimpinan Bustami dan Fadhil. (rel)
Mantan Kombatan GAM Batee Iliek dukung Bustami Hamzah – Syech Fadhil. Foto Ist