Menu

Mode Gelap
Laporan Tak Terbukti, Polisi Hentikan Penyelidikan Aksi di Kantor Gubernur Aceh Terkait Empat Pulau Diwarnai Pengibaran Bendera Bulan Bintang, Tuntut Mendagri Dicopot Breaking News: Empat Orang Meninggal Dunia dan Dua Orang Luka-luka Diduga Dibacok ODGJ di Aceh Tenggara Bunda Salma soal Sengketa 4 Pulau: Skema ‘Kelola Bersama’ Bobby Nasution Pelecehan Keadilan Update Kontak Tembak di Wamena: Satu KKB Tewas Bernama Pionus Gwijangge, Ganja Disita Kecelakaan Maut di Lhokseumawe, Mahasiswa Tewas, Satu Kritis, Pelaku Kabur

Aceh

Proyek Drainase Jalan Elak Lhokseumawe Dikeluhkan Warga, Jalan Alternatif Dinilai Tidak Efektif, Pedagang Terdampak

badge-check


					Proyek Drainase Jalan Elak Lhokseumawe Dikeluhkan Warga, Jalan Alternatif Dinilai Tidak Efektif, Pedagang Terdampak Perbesar

Lhokseumawe, Harianpaparazzi.com – Pelaksanaan proyek Penanganan Drainase dan Penggantian Struktur Jembatan Alue Awee 3 pada ruas jalan Batas Aceh Utara / Kota Lhokseumawe, Buket Rata (Jalan Elak Lhokseumawe) menuai keluhan dari masyarakat.

Proyek senilai Rp4,8 miliar yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2025 ini dinilai tidak menyediakan jalan alternatif yang layak selama proses pekerjaan berlangsung.

Papan informasi proyek yang tersembunyi dilokasi, menyebutkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan oleh PT Dua Berlian Group dari Kabupaten Bireuen, dengan supervisi konsorsium CV Mukti Partner Consultant KSO bersama PT Artek Utama.

Proyek dimulai sejak 25 April 2025, berada di bawah pengawasan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Aceh, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR.

Meski Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.3 Provinsi Aceh telah mengumumkan pengalihan arus lalu lintas sejak Senin, 16 Juni 2025 hingga proyek selesai, masyarakat menyebut bahwa jalur alternatif yang disediakan hanya memanfaatkan jalan lama yang kondisinya sempit, jauh, dan tidak layak dilalui sebagian besar kendaraan.

“Yang ada hanya pengumuman pengalihan jalan. Tapi jalan alternatifnya itu bukan dibuat, hanya memanfaatkan jalan kampung yang sempit dan mutarnya jauh. Kendaraan roda empat saja susah lewat,” ujar Rahma seorang mahasiswi yang mengaku setiap hari melintasi kawasan itu.

Warga menyayangkan tidak adanya akses darurat atau jalan sementara yang lazimnya menjadi bagian dari proyek konstruksi jalan berskala besar. Sebagian bahkan menilai kontraktor terlalu berkalkulasi secara ekonomis dan enggan bersusah payah mencari solusi di lapangan.

Dampak nyata juga dirasakan oleh para pedagang kecil. Salah satunya Husaini, akrab disapa Apani, pedagang nanas keliling yang biasa melintas setiap pagi melewati Jalan Elak Lhokseumawe. Kini, ia harus memutar jauh dan terancam kehilangan pendapatan harian.

“Sudah tiga hari ini saya susah jualan. Lewat jalan alternatif itu jauh, bawa sepeda dorong. Nanas bisa busuk. Saya belum beli beras. Kalau begini terus, bisa lapar saya,” ucapnya.

Menurutnya, jalan elak sebelumnya sangat membantunya menempuh rute dagang dari perbatasan Aceh Utara ke pusat keramaian kota. Namun kini, proyek ini justru membuatnya kehilangan akses ekonomi.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak kontraktor pelaksana PT Dua Berlian Group belum memberikan tanggapan atas konfirmasi yang disampaikan wartawan terkait tidak adanya jalan alternatif layak di lokasi proyek.

Sementara itu, warga berharap pemerintah pusat dan instansi teknis yang membawahi proyek ini dapat meninjau ulang pendekatan pelaksanaan di lapangan agar tidak mengorbankan mobilitas serta penghidupan masyarakat.

“Bukan kami menolak pembangunan. Tapi kalau caranya begini, ini justru menyusahkan. Harusnya dibuat jalan sementara dulu sebelum ditutup total,” pungkas warga lainnya, Akmal.

Mewakili Kontraktor pelaksana mengaku bernama Mudi dari PT.Dua Berlian Grup.yang di hubungi harianpaparazzi per-telephone mengaku kalau proyek tersebut memang tidak membangun jembatan atau jalan alternatif.

“Memang kami tidak buat jalan alternatif bang,karena geusyik gampong tersebut sudah membolehkan”, katanya.

” Untuk informasi lebih lanjut coba abang hubungi Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) nya di Banda Aceh,” kata dia. (Firdaus/Tri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Warga Atu Gajah Desak Penegak Hukum Periksa Kepala Inspektorat dan Camat Bebesen

23 Juni 2025 - 15:38 WIB

Kapolda Aceh Resmi Tutup Kejurda Merpati Putih Piala Kapolda 2025

23 Juni 2025 - 13:27 WIB

Wakil Ketua DPRA Apresiasi Kapolda Aceh atas Pengerahan K9 ke Perbatasan Aceh Tenggara

21 Juni 2025 - 16:22 WIB

HKM Bekhu Dihe dan HKM Jambur Latong Menandatangani MoU dengan Social Forestry Fondation

20 Juni 2025 - 06:55 WIB

Rapat Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan Dalam Masyarakat Agara

19 Juni 2025 - 14:05 WIB

Trending di Aceh