Harian Paparazzi.com, Lhoksukon- Amerika Serikat melalui lembaga donornya USAID, dan IFO sebuah lembaga bergerak pada pinjaman Organisasi Keuangan Internasional yang diberikan oleh Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) bersama Pemda Aceh Utara siap mengucurkan anggaran untuk mendongkrak produksi kakao Aceh, dan diprediksi akan mampu menggeser pendapatan petani sawit.
Kesepakatan dalam pertemuan itu mencuat dalam sebuah forum deuk pakat Kakao Aceh yang digagas pemda Aceh Utara) di Kantor Bupati, Landeng Kamis (29/08).
Kepala dinas perkebunan peternakan dan kesehatan hewan Aceh utara, Ir. Lilis Indriansyah,M.P, menjelaskan ketertarikan lembaga donor terhadap prosepek kakao karena colkat Aceh terbliang berkwalitas bagus, Selain itu Aceh Utara memiiki lahan 6 ribu hektar harga perkilogram 100 ribu ditingkat petani.
“jadi Maksud nya bukan kita ingin menggeser petani sawit, karena lahan sawit dan tata niaga sawit telag diatur di tingkat global dan di pusat namun maksud saya kita akan mampu menggeser pedapatan petani sawit, karena kalo 2 hektar pendapatan penghasilan sawit untuk coklat cukup hanya 1 hektar dan kemungkinan harga nya akan terus naik.”
Diakui, disaat harga kakao dunia mengalami kenaikan, di saat ini petani mulai kembali berbenah, dan terbukti dilapangan banyak tanaman itu kurang mendapat perhatian dari petani. Kendala lain pemerintah daerah dan petani dihadapkan dengan persoalan bagaimana mendapatkan bibit unggul. Disamping itu juga SDM petani coklat yang masih minim.
“kita akan mencontoh Sulawesi, di mana mereka sudah menjadi pilot project kakao di Indonesia, dan SDM mereka juga cukup bagus, bahkan tanpa di bantu permodalan dari pihak pembeli, mereka semua sudah siap.”
Dalam Forum tersebut disepakati, Negara donor selain siap membelinya, mereka juga akan berupaya mencari solusi mendistribusikan bibit unggul ke petani dan pola penanaman yang ramah lingkungan tanpa menggunakan pestisida, Hersisida dan Fungisida.
Bupati Aceh Utara diwakili PLT Sekda Dayan Albar, SSos, MAP dalam pertemuan tersebut menyampaikan, pemerintah daerah siap mengucurkan anggaran demi kejayaan kakao Aceh.
Menurut Dayan Albar, dirinya optimis bila memang Negara donor siap menampung hasil petani, hal ini Titik cerah dan titik terang bagi petani coklat Aceh Utara ke depan, terlebih dengan pola pembinaan, pemberdayaan hingga pada penyediaan fasilitas, maka petani kakao tidak akan beralih ke sektor lain.
“Jadi Pemda sesungguhnya berkeinginan, kepada Negara donor, pihak pembeli, agar pembinaan terhadap petani kakao terus menerus dilakukan, dan betul-betul nantinya petani ini bagian komunitas petani kakao sehingga mereka merasa nyaman dengan pekerjaannya mulai dari penanaman sampai pemeliharaan hingga menwujudkan kakao berkwalitas.”
Soal mengapa hari ini petani coklat daerah ini banyak beralih fungsi, karena pembinaan kepada mereka belum maksimal, Lanjut Dayan Albar.
Disamping itu Dayan juga meminta Dinas terkait , dengan kehadiran sejumlah pihak luar termasuk, Perbankan, untuk memprosikan kwalitas kakao Aceh Utara, sehingga kwalitas kakao daerah ini menjadi lirikan banyak pihak. (firdaus)