Aceh Utara, Harianpaparazzi.com – Saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-61 digelar di halaman depan kantor bupati Aceh Utara pada Rabu 12 November 2025, Puskesmas Geureudong Pase berhasil mencuri perhatian publik dengan meraih penghargaan Puskesmas Terfavorit I, disertai hadiah Rp. 5.000.000,-. Penghargaan ini diterima langsung oleh Kepala BLUD Puskesmas Geureudong Pase, Ns. Jasroni, S.Kep., MKM, yang berkat kerja keras stafnya berhasil menempatkan Puskesmas Geureudong Pase sebagai teladan pelayanan berkualitas.
Namun, di balik sorak-sorai penghargaan ini, realitas fasilitas kesehatan lain di Aceh Utara tampak jauh berbeda. Banyak Puskesmas masih bergulat dengan ruang tunggu yang kotor, administrasi yang lamban, dan staf yang tampak “mati suri” menjaga standar minimal. Jika penghargaan ini adalah ujian, sebagian fasilitas masih tampak tidak bergerak sama sekali di tengah pesta Hari Kesehatan Nasional.
“Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk seluruh staf yang bekerja keras menjaga kualitas pelayanan,” ujar Ns. Jasroni. Benar, dedikasi Puskesmas Geureudong Pase patut diacungi jempol. Tapi sayangnya, tidak semua Puskesmas bisa mencontoh standar yang sama. Beberapa fasilitas lain justru tampak asyik dengan rutinitas lama, seolah penghargaan hanyalah tontonan tahunan yang bisa dilewatkan begitu saja.
Keberhasilan Puskesmas Geureudong Pase menggarisbawahi satu hal penting: pelayanan kesehatan tidak bisa hanya sekadar formalitas atau seremonial. Kebersihan, kenyamanan, dan kepuasan pasien bukan opsional namun masih banyak fasilitas lain yang tampak menganggap hal itu sebagai “bonus” bila sempat dilakukan.
Penghargaan ini menjadi semacam “cermin pedas” bagi instansi lain. Sementara Geureudong Pase sibuk menata ruang tunggu dan memastikan pasien tersenyum puas, fasilitas lain masih asyik membiarkan tumpukan sampah, antrean berjubel, dan protokol kesehatan yang setengah hati. Jika kritik ini terdengar keras, memang seharusnya begitu. Hari Kesehatan Nasional bukan hanya soal pesta seremonial dan foto bersama, tapi momentum refleksi bagi seluruh tenaga kesehatan: siapa yang benar-benar melayani, dan siapa yang sekadar hadir.
Kini, Puskesmas Geureudong Pase bukan hanya simbol prestasi, tetapi juga peringatan keras bagi fasilitas lain: kerja keras dan dedikasi tidak bisa digantikan dengan rutinitas asal-asalan. Jika ingin diakui, fasilitas lain harus mulai bergerak, bukan hanya menunggu penghargaan datang ke pintu.
Selamat kepada Puskesmas Geureudong Pase dan Ns. Jasroni atas prestasi luar biasa ini. Semoga keberhasilan ini menjadi motivasi sekaligus alarm bagi fasilitas kesehatan lain di Aceh Utara: pelayanan berkualitas tidak mengenal kompromi. Jangan sampai Hari Kesehatan Nasional hanya menjadi ritual tahunan tanpa efek nyata bagi pasien dan masyarakat.( Tri)







