Menu

Mode Gelap
Breaking News! PSSI Resmi Akhiri Kerja Sama dengan Patrick Kluivert Kasus Pemalsuan Tanda Tangan BLT Blang Majron: Penyidik Belum Tetapkan Tersangka, Dokumen Asli Masih Misterius PWI Kota Lhokseumawe Gelar Rapat Kerja Kasat Reskrim Polres Agara Gerak Cepat, Pelaku Penganiayaan Ditangkap Dalam Dua Jam Pengulu Lembah Haji Mengintimidasi Perangkat Desa Demi Keuntungan Pribadi dari Dana Desa Mualem dan Eks Kombatan GAM Gelar Doa Bersama untuk Syuhada di Aceh Utara

Aceh

FLS3N Lhokseumawe: Ajang Prestasi atau Ajang Misteri Hadiah

badge-check


					FLS3N Lhokseumawe: Ajang Prestasi atau Ajang Misteri Hadiah Perbesar

Harianpaparazzi.com, Lhokseumawe – Di satu sisi, Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS3N) adalah panggung bakat dan prestasi pelajar. Namun di Lhokseumawe, panggung ini justru meninggalkan tanda tanya besar: piala memang di tangan, tapi uang pembinaan tak kunjung mengalir.

Aula tempat FLS3N Cabang Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe penuh dengan riuh tepuk tangan. Para juara dipanggil naik panggung, menerima piala, dan berfoto di depan papan serofoam bertuliskan nama sponsor, Rabu, (2/8). Tapi ada yang mengganjal, nominal hadiah uang pembinaan untuk juara 1, 2, dan 3 tidak tertulis. Dan lebih ganjil lagi, uang yang dijanjikan hingga kini belum sampai ke tangan pemenang.

Seorang wali murid, yang anaknya meraih juara, mengaku kecewa.
“Hadiah yang seharusnya menjadi hak pemenang tidak diberikan oleh panitia,” ujarnya. Ia menambahkan, pihak panitia hanya menyerahkan piala dan papan serofoam, tanpa informasi nilai hadiah.

Kejanggalan bertambah ketika orang tua mengetahui adanya nama sponsor di papan serofoam. Dugaan muncul bahwa ada sumber dana lain di luar anggaran provinsi. Namun, tak ada penjelasan terbuka ke publik mengenai penggunaan dana tersebut.

Banding dengan Aceh Utara

Kondisi ini berbanding terbalik dengan FLS3N Kabupaten Aceh Utara, yang digelar 8–9 Juli 2025 di Aula SMA 1 dan Aula Candin. Di sana, hadiah diumumkan secara terbuka, lengkap dengan nominalnya, sehingga peserta dan publik tahu hak yang akan diterima.

“Cabdin Aceh Utara lebih transparan. Semua ditunjukkan. Di Lhokseumawe kita justru patut curiga,” ujar wali murid itu.

Protes dan Permintaan Rekening

Belakangan, suasana makin panas ketika para pemenang diminta menyerahkan fotokopi buku rekening Bank Aceh oleh salah satu panitia bernama Suwantri. Janjinya, hadiah akan ditransfer. Faktanya, hingga berita ini disusun, saldo para juara tetap kosong.

Tanggapan Kepala Cabdin Lhokseumawe

Dikonfirmasi Selasa (08/08) secara terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe, Supriadi, S.Pd, membantah tudingan ketidaktransparanan. Ia mengakui hadiah uang pembinaan belum cair, namun menegaskan itu murni karena prosedur administrasi.

“Kendalanya, kami harus melakukan proses pengamparahan dana setelah kegiatan. Sesuai juknis kementerian, pencairan diperkirakan dalam satu minggu ini,” ujarnya.

Ia juga membantah adanya sponsor dalam kegiatan, dan menyebut hadiah yang diberikan sesuai DIPA dan RAB dari Dinas Pendidikan Provinsi. Nominal yang diakuinya adalah: juara 1 Rp1,5 juta, juara 2 Rp1 juta, dan juara 3 Rp750 ribu. Namun, ia mengaku tidak tahu pasti berapa total anggaran FLS3N untuk SMA dan SMK di Lhokseumawe.

“Kalau kami memegang anggaran secara gelondongan dan tidak menyalurkan saat itu juga, barulah panitia bisa disalahkan. Tapi mekanismenya memang begitu. Kami tidak wajib mengumumkan berapa anggaran untuk para juara,” tegasnya.

Transparansi yang Setengah Hati

Wali murid meniali dari kacamata psikologi publik, penundaan hadiah tanpa penjelasan rinci menciptakan rasa curiga dan frustrasi di kalangan peserta. Secara sosial, ini merusak kepercayaan antara warga dan instansi pendidikan. Dalam aturan, memang tidak semua rincian anggaran harus diumumkan, tapi prinsip akuntabilitas mengharuskan panitia membuka informasi penggunaan dana jika diminta.

Sementara dari sisi administratif, perbandingan dengan Aceh Utara yang lebih transparan memunculkan pertanyaan: apakah perbedaan ini murni karena prosedur atau ada faktor lain yang belum terungkap.

Wali murid mengungkapkan, FLS3N seharusnya menjadi ajang yang memotivasi pelajar untuk berprestasi dan mencintai seni. Namun, di Lhokseumawe, sorak kemenangan kini bercampur rasa kecewa. Pertanyaannya sederhana, tapi mengganjal: kapan hadiah itu benar-benar sampai? Dan lebih penting lagi, mengapa tidak dari awal semua bisa dijelaskan terbuka (firdaus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkab Dukung Pembukaan Layanan Cuci Darah di RS Nurul Hasanah Aceh Tenggara

16 Oktober 2025 - 16:20 WIB

Kasus Pemalsuan Tanda Tangan BLT Blang Majron: Penyidik Belum Tetapkan Tersangka, Dokumen Asli Masih Misterius

15 Oktober 2025 - 21:30 WIB

Kasus Perceraian di Aceh Tenggara Masih Tinggi, Didominasi Cerai Gugat oleh Istri

15 Oktober 2025 - 20:13 WIB

PWI Kota Lhokseumawe Gelar Rapat Kerja

15 Oktober 2025 - 16:43 WIB

Kasat Reskrim Polres Agara Gerak Cepat, Pelaku Penganiayaan Ditangkap Dalam Dua Jam

15 Oktober 2025 - 12:31 WIB

Trending di Aceh