Menu

Mode Gelap
Kasie Propam Polres Lhokseumawe Pimpin Giat Gaktiblin di Polsek Blang Mangat Kebakaran Melanda 10 Unit Ruko Semi Permanen di Aceh Utara Puluhan Jurnalis Pase Gelar Aksi Tolak Revisi RUU Penyiaran Polri siap menyasar jaringan Narkotika perairan Internasional melalui SATPOLAIRUD Kecelakaan Kerja, Basarnas Aceh Evakuasi 1 Orang Crew Kapal Tanker MV. Ocean Virginia Berbendera Panama 10 Rumah di Bener Meriah Ludes Dilalap “si Jago Merah”

Aceh

Isu “Beli Pasien” di RS Kasih Ibu Lhokseumawe Libatkan Bidan dan Sopir Ambulan Rugikan Pasien

badge-check


					Isu “Beli Pasien” di RS Kasih Ibu Lhokseumawe Libatkan Bidan dan Sopir Ambulan Rugikan Pasien Perbesar

Lhokseumawe, harianpaparazzi.com — Dugaan praktik “beli pasien” di Rumah Sakit Kasih Ibu Lhokseumawe kembali memicu perhatian publik. Bidan desa dan sopir ambulans diduga terlibat dalam skema yang merugikan pasien dan sistem kesehatan.

Berdasarkan laporan, para bidan desa di Aceh Utara dan Lhokseumawe diduga menerima imbalan Rp500 ribu, sementara sopir ambulans mendapatkan Rp300 ribu untuk membawa pasien ke RS Kasih Ibu.

Meskipun, keluarga pasien mengarahkan ke RSU Cut Mutia kerena dinilai lebih lengkap dan mampu menangani pasien dengan lebih baik.

Praktik ini disebut-sebut hanya menguntungkan pihak rumah sakit, sementara pasien menjadi korban eksploitasi. Setelah dirujuk ke RS Kasih Ibu, banyak pasien akhirnya dikirim kembali ke RSU Cut Mutia, meski perawatan awal sebenarnya bisa langsung dilakukan di sana.

Eksploitasi Pasien dan Klaim BPJS

Skema ini dianggap sangat merugikan, tidak hanya bagi pasien, tetapi juga BPJS Kesehatan. Pasien yang seharusnya mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap, malah terjebak dalam proses rujukan yang panjang.

Akibatnya, waktu perawatan menjadi lebih lama, biaya transportasi meningkat, dan kondisi kesehatan pasien sering kali memburuk karena penanganan terlambat.

Lebih parah lagi, skema ini diduga juga menyasar klaim BPJS Kesehatan. Klaim ganda dari RS Kasih Ibu dan RSU Cut Mutia dinilai membebani BPJS Kesehatan, yang semestinya digunakan dengan lebih efisien.

Praktik semacam ini dikhawatirkan memperburuk kondisi keuangan BPJS yang sudah menghadapi tekanan dari banyak klaim masyarakat.

Pembelaan Direktur

Direktur RS Kasih Ibu, yang disapa Zul dalam pertemuan informal dengan wartawan di Delima Kupi, Lhokseumawe, mengakui adanya insentif bagi bidan dan sopir ambulans.

Namun, ia membela praktik tersebut sebagai bagian dari strategi pemasaran yang “wajar” untuk menarik pasien. Ia menolak anggapan bahwa tindakan tersebut merugikan pasien dan menganggapnya sebagai langkah biasa dalam bisnis layanan kesehatan.

“Ada dilakukan oleh rumah sakit yang lain,” kata Direktur didampingi Humas yang kemudian mengaku sebagai tenaga Administrasi.

Pentingnya Tindakan Tegas

Dugaan praktik ini mendesak pihak berwenang, termasuk dinas kesehatan dan aparat hukum, untuk segera melakukan investigasi menyeluruh.

Sistem rujukan harus berjalan sesuai regulasi dan tidak boleh disalahgunakan demi keuntungan pribadi.

Pasien berhak atas pelayanan yang layak dan sesuai kebutuhan medis, bukan diarahkan hanya untuk kepentingan finansial rumah sakit.

Masyarakat juga perlu lebih waspada terhadap praktik-praktik semacam ini dan memastikan layanan kesehatan yang mereka terima sesuai dengan etika medis yang berlaku.

Jika praktik “beli pasien” ini tidak segera ditindak, integritas sistem kesehatan di wilayah ini bisa rusak, merugikan pasien dan masyarakat luas. (Haikal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Eks Kombatan GAM Sagoe Tgk Chiek di Samakurok Solid Menangkan Mualem-DekFadh dan Ayah Wa-Panyang

30 Oktober 2024 - 08:05 WIB

Kodim 0108/Agara Bersama Pamor Agara Salurkan Bantuan Meja Kursi dan Alat Tulis

29 Oktober 2024 - 15:59 WIB

PT Pupuk Iskandar Muda Salurkan Bantuan Pemulihan Pasca Bencana

29 Oktober 2024 - 15:38 WIB

Jelang Penutupan TMMD 122, RTLH Milik Adnan M.Adam Selesai 100 Persen

29 Oktober 2024 - 12:59 WIB

Indra Gunawan: Reforma Agraria Senjata Utama Perang Lawan Kelaparan, BPN Palangka Raya Dukung Swasembada Pangan

29 Oktober 2024 - 09:20 WIB

Trending di Headline