Aceh Utara, Harianpaparazzi – Pusat layanan jantung di RSUD Cut Meutia, Kabupaten Aceh Utara, hingga kini belum beroperasi secara optimal, meskipun telah dilengkapi dengan peralatan medis canggih bantuan dari pemerintah pusat sejak akhir 2023.
Kondisi ini memicu perhatian publik mengingat keberadaan fasilitas tersebut sangat krusial dalam mempercepat penanganan penyakit jantung, yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, termasuk di Aceh.
Pembantu Direktur III RSUD Cut Meutia, dr. Abdul Mukti, saat dikonfirmasi pada Senin (26/5/2025), menjelaskan bahwa keterlambatan operasional disebabkan oleh kendala teknis dan administratif yang masih dalam proses penyelesaian.
“Memang kita dapat bantuan alat dari pusat akhir tahun 2023. Tapi ada beberapa tenaga medis yang belum terlatih mengoperasikan alat tersebut, dan kita juga harus menyesuaikan dengan standar operasional prosedur (SOP),” ujarnya.
Pelatihan dan Penyesuaian Administratif
Sebagai bagian dari persiapan, pihak rumah sakit telah mengirim enam tenaga medis, termasuk dokter dan perawat, untuk mengikuti pelatihan khusus di Jakarta selama enam bulan. Pelatihan ini bertujuan agar operasional alat-alat jantung dapat berjalan sesuai dengan standar medis yang berlaku.
Setelah pelatihan rampung, RSUD Cut Meutia mengajukan permohonan rekomendasi operasional kepada Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Namun, dalam proses verifikasi, pihak Dinkes memberikan sejumlah catatan teknis yang perlu segera ditindaklanjuti, seperti penambahan ruang tunggu dan penyesuaian ruangan agar sesuai dengan standar layanan jantung nasional.
Penyiapan Ruang Khusus dan Proses Kredensial BPJS
Dr. Mukti menambahkan, pihak rumah sakit juga tengah menyelesaikan pengadaan tempat tidur untuk pasien pasca-operasi jantung, yang tidak memungkinkan ditempatkan di ruang ICU umum.
“Pasien pasca-operasi ini perlu ruang khusus. Ruangan sudah kami siapkan, tinggal penyesuaian akhir,” jelasnya.
Selain itu, RSUD Cut Meutia saat ini juga sedang memproses kredensial dengan BPJS Kesehatan. Proses ini penting agar layanan pusat jantung dapat diakses oleh peserta BPJS. Semua dokumen dan persyaratan telah diajukan, dan rumah sakit kini menunggu verifikasi dari BPJS Pusat dan BPJS Regional Medan.
“Kami terus menjalin komunikasi dengan pihak BPJS agar proses kredensial bisa dipercepat, mengingat mayoritas pasien kami adalah peserta BPJS,” tambah dr. Mukti.
Harapan Percepatan Operasional
Masyarakat Aceh Utara menyambut baik kehadiran pusat layanan jantung ini. Diharapkan, operasional penuh fasilitas tersebut dapat segera terealisasi sehingga warga tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit luar daerah untuk penanganan penyakit jantung.
“Kalau semua proses selesai, masyarakat tak perlu lagi berobat jauh-jauh. Ini yang sedang kami upayakan,” pungkas dr. Mukti.( Tri)