Samarinda, harianpaparazzi.com – Sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian, warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Samarinda mendapatkan pelatihan budidaya sayuran hidroponik.
Program ini diharapkan menjadi bekal keterampilan bagi mereka untuk dapat mandiri secara ekonomi setelah bebas.
Kepala Rutan Kelas IIA Samarinda, Hidayat, menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan memberikan keterampilan yang aplikatif dan bernilai ekonomi tinggi.
“Kami ingin warga binaan memiliki keahlian yang bisa mereka manfaatkan saat kembali ke masyarakat. Hidroponik menjadi pilihan karena tidak membutuhkan lahan luas dan memiliki prospek bisnis yang menjanjikan,” ujarnya.
Dukungan IPPRISIA Kaltim dan Rencana MoU
Dalam kegiatan ini, hadir Koordinator Bidang Pendidikan dan Pelatihan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pengembangan Kepribadian Indonesia (DPD IPPRISIA) Provinsi Kalimantan Timur, Wita Royani Jaang, S.Pd., M.Pd., yang mewakili Ketua DPD IPPRISIA Kaltim, Marliana Wahyuningrum. Ia menekankan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan warga binaan.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan warga binaan agar setelah bebas mereka dapat menjadi warga negara yang produktif dan berkontribusi bagi masyarakat. Kami berharap kegiatan ini tetap berlanjut dengan diadakannya MoU antara IPPRISIA dan Rutan Sempaja,” ujar Wita Royani.
Rencana penandatanganan MoU ini akan menjadi langkah konkret dalam memastikan keberlanjutan pelatihan bagi warga binaan, sehingga mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan keterampilan yang dapat dimanfaatkan setelah bebas.
Membuka Peluang Baru
Pelatihan budidaya hidroponik di Rutan Samarinda sejalan dengan berbagai inisiatif serupa di Kalimantan Timur.
Salah satunya di Desa Suka Raja, Kecamatan Sepaku, yang telah melatih warganya untuk bertani hidroponik.
Hasilnya, mereka berhasil membudidayakan sayuran seperti pokcoy dan selada dengan pendapatan mencapai Rp3 hingga 4 juta per panen.
Selain itu, Pemerintah Kota Samarinda juga mendorong pengembangan usaha berbasis hidroponik melalui Badan Usaha Milik Rukun Tetangga (BUMRT) di Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang.
Program ini tidak hanya mencakup budidaya sayuran tetapi juga ikan lele dan patin, sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.
Dengan adanya pelatihan ini, warga binaan diharapkan dapat mengaplikasikan keterampilan yang diperoleh untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Tidak hanya sebagai bekal keterampilan, program ini juga membuka peluang bagi mereka untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor pertanian perkotaan setelah bebas.
“Kami ingin mereka kembali ke masyarakat dengan keahlian yang bisa langsung dimanfaatkan. Hidroponik bukan sekadar keterampilan, tapi juga peluang usaha yang bisa mengubah hidup mereka,” tambah Hidayat.
Program ini menjadi bukti bahwa pembinaan di dalam rutan tidak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi dan sosial, sehingga warga binaan bisa mendapatkan kesempatan kedua yang lebih baik.