Menu

Mode Gelap
RSU Cut Mutia Buka Layanan Cath Lab, Harapan Baru Bagi Penderita Jantung di Aceh Utara Quick Response,Brimob Lhokseumawe Bersama Damkar Padamkan Kebakaran Ruko Vivo Service Center di Lhokseumawe Breaking News! PSSI Resmi Akhiri Kerja Sama dengan Patrick Kluivert Kasus Pemalsuan Tanda Tangan BLT Blang Majron: Penyidik Belum Tetapkan Tersangka, Dokumen Asli Masih Misterius PWI Kota Lhokseumawe Gelar Rapat Kerja Kasat Reskrim Polres Agara Gerak Cepat, Pelaku Penganiayaan Ditangkap Dalam Dua Jam

Aceh

Tgk. Adek: Jangan Jadi Zombi Anggaran, PAD Aceh Utara Tak Bisa Diselamatkan dengan Gaya Hidup Konsumtif

badge-check


					Tgk. Adek: Jangan Jadi Zombi Anggaran, PAD Aceh Utara Tak Bisa Diselamatkan dengan Gaya Hidup Konsumtif Perbesar

Lhoksukon, Harianpaparazzi.com — Sorotan tajam kembali tertuju pada lemahnya kinerja pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh Utara. Anggota Komisi III DPRK Aceh Utara, Mawardi M, S.E. Yang akrab disapa Tgk. Adek melontarkan kritik keras terhadap instansi pemerintah daerah yang dinilainya lebih fokus pada belanja anggaran ketimbang mendorong peningkatan pendapatan daerah.

Dalam rapat Badan Legislasi DPRK, Rabu (25/6), Tgk. Adek menyatakan bahwa sebagian besar instansi terjebak dalam rutinitas serapan anggaran tanpa produktivitas nyata.

“Jangan jadi zombi anggaran. Mereka jalan secara administratif, menyerap APBK tiap tahun, tapi tanpa nyawa produktivitas. Seperti zombi bergerak tapi tidak hidup,” ujarnya.

Ia menyebut birokrasi konsumtif sebagai akar masalah stagnasi PAD. Menurutnya, banyak lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan serta fasilitas pelayanan publik namun tidak dikelola secara optimal untuk menghasilkan pendapatan.

“Kita punya banyak sektor yang bisa diandalkan untuk PAD. Tapi belum ada gerakan terstruktur. Yang ada justru mental ‘menunggu transfer pusat’. Ini bahaya bagi kemandirian fiskal kita,” tegasnya.

Politikus dari Partai Aceh itu juga menyoroti sistem pemungutan pajak dan retribusi daerah yang dinilainya belum profesional. Meskipun alat pembayaran digital seperti QRIS telah dipasang di sejumlah lokasi, namun implementasinya dinilai belum berjalan maksimal.

“QRIS sudah ada, tapi belum jalan. Padahal digitalisasi itu kunci transparansi. Sistem kita ini terlalu mudah dimanipulasi,” katanya.

Sebagai langkah konkret, Komisi III DPRK akan mendorong evaluasi menyeluruh terhadap unit-unit pelayanan pemerintah yang berpotensi menyumbang PAD. Tgk. Adek bahkan menyarankan rasionalisasi hingga pembubaran terhadap lembaga yang tidak produktif.

“Kalau tidak bisa menyumbang PAD, lebih baik dibubarkan. Jangan terus kita pelihara struktur hanya demi formalitas. Pemerintahan harus memberi nilai tambah, bukan jadi beban,” ujarnya.

Mengakhiri pernyataannya, Tgk. Adek mengajak seluruh jajaran pemerintahan Aceh Utara untuk meninggalkan budaya birokrasi yang pasif dan konsumtif. Ia menekankan pentingnya membangun paradigma kerja yang berorientasi pada kemandirian fiskal dan optimalisasi potensi daerah.

“Jangan cuma jadi tukang belanja APBK. Gali potensi, benahi sistem, dan bangun semangat kerja. Aceh Utara harus bangkit dari ketergantungan,” pungkasnya.( Tri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mualem Tawarkan Investasi Aceh kepada Investor Timur Tengah di Makkah

17 Oktober 2025 - 22:58 WIB

RSU Cut Mutia Buka Layanan Cath Lab, Harapan Baru Bagi Penderita Jantung di Aceh Utara

17 Oktober 2025 - 22:07 WIB

Quick Response,Brimob Lhokseumawe Bersama Damkar Padamkan Kebakaran Ruko Vivo Service Center di Lhokseumawe

17 Oktober 2025 - 21:09 WIB

Pemkab Dukung Pembukaan Layanan Cuci Darah di RS Nurul Hasanah Aceh Tenggara

16 Oktober 2025 - 16:20 WIB

Kasus Pemalsuan Tanda Tangan BLT Blang Majron: Penyidik Belum Tetapkan Tersangka, Dokumen Asli Masih Misterius

15 Oktober 2025 - 21:30 WIB

Trending di Aceh