Aceh, Harianpaparazzi – Forum Bangun Investasi Aceh (Forbina) kembali melontarkan kritik keras, bahkan kali ini nyaris tak menyisakan ruang kompromi. Sasaran utama: Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Mawardi Nur. Dalam pandangan Forbina, Mawardi bukan hanya gagal menjalankan peran strategis PEMA, tapi juga dinilai tak paham dasar-dasar dunia bisnis dan semangat pembangunan ekonomi Aceh.
“Ngaku penggerak ekonomi, tapi RUPS digelar di Medan, bukan di Aceh. Keputusan absurd dan mencederai semangat otonomi,” serang Muhammad Nur, SH, Direktur Forbina.
Bukan hanya soal lokasi RUPS, Forbina juga menyoroti sikap Mawardi yang menolak dana Otsus tanpa menyodorkan satu pun strategi bisnis yang masuk akal. “Kalau menolak Otsus, mestinya sudah punya sistem bisnis mandiri. Ini tidak. Visi kosong, rencana nihil, hasil nol besar. Gagah di kata, lemah di kerja,” tegasnya.
Forbina bahkan menyebut Mawardi gagal memahami isi MoU Helsinki dan UUPA – dua dokumen vital yang menjadi fondasi keberadaan dan arah gerak BUMD di Aceh.
“Ini bukan sekadar kebijakan keliru. Ini soal ketidaktahuan fatal. PEMA bukan milik pribadi, ini milik rakyat Aceh. Kalau tak paham peran dan mandat, lebih baik mundur!”
Forbina mendesak Pemerintah Aceh dan seluruh pemegang saham untuk segera mengevaluasi kepemimpinan Mawardi Nur. “Jangan tunggu sampai kepercayaan publik benar-benar habis. Ganti pemimpin sebelum perusahaan ini karam.”( tim)







