Harianpaparazzi.com, Lhoksukon – Pasang Purnama yang sampai saat ini masih memporak porandakan desa pesisir itu, membuat 204 kk, mengungsie puluhan rumah warga ambruk diterjang ombak, demikian pula sarana milik pemerintah ikut mengalami kerusakan. Kondisi ini sepatutnya segera mendapat bantuan tanggap darurat dari pemerintah propinsi Aceh.
Geuchik Lhok Puuk T.Bahktiar menjelaskan, kondisi saat ini, 38 unit rumah warga roboh terseret gelombang air laut. Abrasi pantai yang menggerus bibir pantai, kini amblas 4 kilometer dari desa tetangga Matang Puntong hingga ke desa Ulee Rube. jalan satu-satunya dari desa Lhok Puuk ke ibukota kecamatan Seunuddon Kabupaten Terputu sepanjang 10 meter.
Kondisi ini diperparah roboh nya sejmlah tiang listrik PLN dan sejumlah balai pengajian masyarakat setempat ikut hanyut ditelan pasang Puranama. Sementara warga yang sudah 2 hari menjadi korban bencana itu, memfaatkan meunasah untuk tempat tinggal, mereka terdiri balita, Ibu hamil, anak-anak dan lansia.
Pantauan wartawan, desa tersebut seperti lokasi tempat pembuangan sampah, dimana sampah berserakan sepanjang jalan dibawa dari air laut. Ratusan Baot pancing milik nelayan setempat terpaksa ditambatkan dibadan jalan belum lagi pada malam hari, kampung itu kini gelap gulita tanpa adanya penerangan Listrik.
T.Baktiar dihadapan wartawan Kamis (19/09) dengan terbata bata, mengatakan pihaknya tidak tahu lagi harus bebuat apa lagi untuk menyuarakan penderitaan warganya. “kami sudah 5 tahun selalu mengalami kehancuran ini, kehilangan mata pencaharian, dan kami berharap PJ gubernur dan Pj Bupati membangun kembali jalan yang sudah putus di desa kami dan solusi abrasi ini.”
Plt Kadis PUPR Aceh Utara, Ir.Jaffar,S.T,M.T menjelaskan abrasi bibir pantai dan meluluh lantakan sebagaian rumah warga dan sarana pemerintah sejak 3 hari terahlit murni karena banjir ROB pasang Purnama.
Ketika ditanyai wartawan apakah penggerusan pantai desa Lhok Puuk yang selama ini di suarakan wara dikarenaka adanya pembangunan Jetti di desa Matang Puntong, Kadis PUPR itu membantahnya, pembangunan jetti itu justru menanggulangi banjir, di kemukiman Blang Glumpang.
Menurutnya, melihat dari kondisi abrasi yang ada, pembangunan yang cocok di bibir pantai itu batu pemecah ombak. bila menghitung kisaran kebutuhan biaya untuk menganggulangi abrasi tersebut mencapai puluhan miliar.
“ Agar ada tindak lanjut nya, langkah awal kami harus mendata dan melaporkan kondisi kerusakan ke Atasan kami hingga pada tahap pengkajian kepada dampak amdal bila rencana pembangunan dikerjakan menggunakan dana tanggap darurat baik bersumber dari APBA dan APBN.”
Ketua Komisi 4 DPRA Ismail.A.Jalil yang turut menyerahkan bantuan kepada korban pasang purnama meminta kepada PJ Gubernur Aceh segera mengucurkan dana tanggap darurat untuk memperbaiki kondisi desa Lhok Puuk.
Menurutnya, satu- satunya solusi yang harus segera diambil yakni menggucurkan dana tanggap darurat. Karena musibah yang melanda desa itu, telah sesuai dengan kondisi kedaruratan sesuai peratutan pemerintah tentang pengelolaan dan pendanaan bantuan bencana.
“kalau selama ini masyarakat bertanya mengapa persoalan ini tidak segera diatasi, yah ini lagi-lagi menyangkut persoalan anggaran. Kalau kita berharap dari pemerintah kabupaten, sudah jelas pemda tidak memiliki anggaran sebanyak itu.” Imbuh Ismail A. Jalil yang akrab dipanggil ayah wa. (firdaus)